5 Alasan Shalat Tarawih Tidak Perlu Buru-Buru

Shalat Tarawih adalah salah satu shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam-malam di Bulan Ramadhan. Salat Tarawih ini dihadiri baik oleh kaum Adam maupun oleh kaum Hawa.

Shalat Tarawih sendiri umumnya dilaksanakan dengan 8 rakaat atau 20 rakaat dengan diakhiri oleh 3 rakaat shalat Witir, sehingga totalnya ada 11 rakaat atau 23 rakaat ketika melaksanakan shalat malam dibulan Ramadhan ini.

Salah satu rangkaian Ibadah malam dibulan Ramadhan ini biasanya juga disertai dengan Ceramah singkat berdurasi 10 hingga 30 menit, tergantung dari kebijakan pengurus Mesjid dimana shalat tersebut dilaksanakan.

Namun dibulan Ramadhan kali ini ada sorotan mengenai cepat lambatnya shalat Tarawih dilaksanakan, misalnya shalat Tarawih berdurasi singkat yang dilaksanakan pada mesjid Ponpes Mambaul Hikam, Blitar - Jawa Timur.

Dalam artikel yang diunggah oleh website Naudlatul Ulama (NU - nu.or.id) pada 22 Juni 2015, disebutkan bahwa shalat Tarawih di Ponpes Mambaul Hikam, Blitar sebanyak 20 rakaat ditambah shalat sunah witir 3 rakaat, dikerjakan hanya dalam waktu 15 menit.

Tapi apakah kamu setuju dengan shalat Tarawih kilat tersebut ? Berikut ini 5 Alasan Shalat Tarawih Tidak Perlu Buru-Buru :

Mengurangi Rasa Khitmad

Hal-hal yang dilakukan secara terburu-buru tentunya tidak akan menghadirkan rasa khitmad, terlebih ketika shalat. Setiap gerakan dan bacaan shalat memiliki faedah dan kebaikannya tersendiri, oleh karena itu bila melaksanakan shalat Tarawih yang terburu-buru dikhawatirkan akan menghilangkan esensi faedah dan kebaikan tersebut.

Dikhawatirkan ada Rukun Shalat yang Tidak Sempurna

Jika melaksanakan shalat Tarawih dengan cara terburu-buru, maka dikhawatirkan ada rukun Shalat yang bisa saja tidak sempurna, bahkan hilang seiring dengan cepatnya shalat yang dilaksanakan.

Dikhawatirkan ada Kesalahan Tajwid

Membaca ayat-ayat yang ada di Al-Qur'an harusnya secara tepat baik lafazh maupun panjang pendek bacaannya. Jika membaca surat di Al-Qur'an ketika shalat dengan cara terburu-buru, maka bisa saja lafazhnya salah, tentu hal ini akan membuat arti dari ayat-ayat tersebut menjadi lain.

Bisa Saja Pahalanya Berkurang

Saya pernah membaca hadist yang intinya lebih kurang seperti ini, "Ketika kita membaca atau mendengar ayat-ayat Al-Qur'an maka pahalanya sama dengan jumlah huruf pada ayat-ayat tersebut". Sehingga ada baiknya ketika shalat Tarawih, Pak Imam diharapkan membaca surat-surat bukan hanya satu potong ayat disalah satu surat saja.

Jemaah Shalat Menjadi Membludak

Disatu sisi semakin banyaknya jemaah shalat Tarawih maka akan semakin baik, namun apakah baik jika ada orang yang pergi dari jauh untuk shalat ke mesjid dengan Tarawih kilat sedangkan disebelah rumahnya ada mesjid dengan durasi shalat yang seperti mesjid umumnya (tidak terlalu lama atau terlalu singkat). Tentunya panitia mesjid akan kwalahan menyediakan tempat.

Sekian tulisan singkat seputar 5 Alasan Shalat Tarawih Tidak Perlu Buru-Buru yang mungkin bisa menjadi bacaan segar kamu.

***

Berikut ini video shalat singkat yang dilaksanakan oleh Ponpes Mambaul Hikam, Blitar - Jawa Timur.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »